SAYA MENCINTAI SOSOK WANITA SEPERTI IBU SAYA :)

Selasa, 09 Maret 2010

Seberapa Kita Menghargai Seorang Ibu

Ibu adalah seorang sosok yang mulia, kita semua sepakat dengan kata itu (sepertinya atau mungkin seharusnya). Namun kadang kita lupa bahkan mengabaikannya. Para mahabijaksana juga mengatakan mereka lahir dari seorang ibu. Belum pernah ada kata-kata, puisi, ataupun karya seni yang dapat menggambarkan ketulusan, kebaikan, dan kebesaran seorang ibu. Ini ada sedikit tulisan yang mencoba untuk mengingatkan kita betapa berarti dan mulianya seorang ibu. Mungkin dengan membaca artikel ini, kamu sedikit tergugah kembali. Silahkan dibaca dengan pelan dan penuh kesunguhan.



Waktu kamu berumur 1 tahun , dia menyuapi dan memandikanmu, sebagai balasannya … kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun , dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.. Sebagai balasannya .. kamu kabur waktu dia memanggilmu.


Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang .. sebagai balasannya ..kamu buang piring berisi makananmu ke lantai..

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna … sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..sebagai balasannya … kamu memakainya bermain di kubangan lumpur

Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah … sebagai balasannya … kamu berteriak “NGGAK MAU ..!”

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola … sebagai balasannya ..kamu melemparkan bola ke jendela tetangga.

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ..sebagai balasannya..kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu.

Waktu kamu berumur 9 tahun , dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu ... sebagai balasannya ..kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar

Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun .. sebagai balasannya … kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam.

Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop .. sebagai balasannya, kamu minta dia duduk di barisan lain.

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa … sebagai balasannya ….. kamu tunggu sampai dia keluar rumah.

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya. Sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan .. sebagai balasannya ..kamu nggak pernah menelponnya

Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ... sebagai balasannya … kamu kunci pintu kamarmu.

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ...sebagai balasannya ..kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya.

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting … sebagai balasannya …. kamu pakai telpon nonstop semalaman.

Waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya ….. kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama … sebagai balasannya ….. kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen

Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya “Darimana saja seharian ini?”.. sebagai balasannya … kamu menjawab “Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang.”

Waktu kamu berumur 21tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ..sebagai balasannya ..kamu bilang “Aku nggak mau seperti kamu.”

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi .. sebagai balasanmu … kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu … sebagai balasannya … kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan … sebagai balasannya … kamu mengeluh “Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu.”

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu ..sebagai balasannya … kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawatbayimu … sebagai balasannya …. kamu katakan “Sekarang jamannya sudah beda.”

Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu .. sebagai balasannya kamu jawab “Aku sibuk sekali, nggak ada waktu.”

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu … sebagai balasannya ….. kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

Dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang … dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan...




Ini adalah kisah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia mengulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. Si ibu segera membersihkan tangan lalu menerima kertas yang diulurkan oleh si anak dan membacanya.

OngKos upah membantu ibu:

1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000

Jumlah : Rp85.000


Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pen dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.

1) OngKos mengandungmu selama 9bulan - GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu - GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu - GRATIS

Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS


Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, “Saya Sayang Ibu”.Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya:
“Telah Dibayar”



Mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi bahan renungan disetiap waktu anda. Karena doa seorang ibulah yang membuat kita 'besar' dan 'menjadi seperti' sekarang.

Didalam keterpurukan dan kebahagiaanku, aku mendengar dengan jelas ibuku berdoa. Dan di dalam doa ibuku, ada namaku disebut...


Diposkan oleh Yogo di 09:38

0 komentar:

Posting Komentar